ARTICLE AD BOX
“Masyarakat umum, nelayan dan pelaku wisata bahari waspadai potensi gelombang tinggi,” kata Kepala BBMKG Wilayah III Cahyo Nugroho di Denpasar, Kamis (6/3).
Berdasarkan analisis BBMKG Wilayah III Denpasar, potensi gelombang tinggi itu disebabkan oleh belokan dan pertemuan angin di sekitar wilayah Bali.
Angin umumnya bertiup dari arah timur-selatan dengan kecepatan berkisar 4-30 kilometer per jam.
Selain itu, suhu muka laut berkisar 28-30 derajat celcius dan massa udara basah terkonsentrasi mulai lapisan permukaan hingga 850 milibar atau 1.500 meter dan lapisan di atas 850 milibar, kondisi udara lebih kering.
Sementara itu, potensi gelombang laut di Selat Bali diperkirakan hingga dua meter dan perairan utara Bali diperkirakan mencapai hingga 1,25 meter.
Pihaknya juga meminta masyarakat mewaspadai potensi hujan yang dapat disertai petir di wilayah Bali bagian barat, tengah dan timur.
Sebagai gambaran, Selat Bali merupakan jalur aktivitas wisata, nelayan dan penyeberangan Bali-Jawa dan Selat Lombok merupakan jalur nelayan, wisata dan penyeberangan Bali-Lombok, Nusa Tenggara Barat. Sedangkan perairan selatan Bali umumnya adalah jalur nelayan dan wisata.
Menurut Cahyo Nugroho, BMKG mencatat kondisi angin dan gelombang laut berisiko terhadap keselamatan pelayaran. Adapun pengguna perahu nelayan diminta mewaspadai kecepatan angin lebih dari 15 knot atau sekitar 27 kilometer per jam dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter. Kemudian, operator kapal tongkang dianjurkan waspada saat angin berkecepatan lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter. Sedangkan, operator kapal feri diminta mewaspadai kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter. 7 ant