ARTICLE AD BOX
Yuliati berjualan takjil selama 10 tahun di setiap Bulan Suci Ramadan. Menurutnya, penghasilan dari jualan takjil dalam satu hari bisa menembus Rp 1.500.000 dan kalau pun sedang sepi pembeli, dia bisa memperoleh pemasukan sekitar Rp 700.000-an. Harga yang dipatok untuk setiap dagangan berbeda. Salad dan es pisang ijo dijual seharga Rp 10.000 per cup, sedangkan untuk jenis takjil yang lain dijual Rp 6.000 per cup.
“Jenis jualannya beragam, ada kacang ijo, cocktail, es teler, es pisang ijo, dan salad. Biasanya saya sedia sampai 150 cup,” ucap Yuliati saat ditemui di stand jualan takjil di Jalan Letda Made Putra, Dangin Puri, Kecamatan Denpasar Timur, Jumat (7/3).
Dia mengungkapkan, tahun ini dagangannya lebih laku dibandingkan tahun sebelumnya. Dan kebanyakan pembelinya adalah mereka yang baru pulang kerja saat sore hari. “Karena pukul 15.30 Wita kami sudah buka, jadi yang baru pulang kantor bias langsung beli. Pembelinya beragam, ada juga yang non Muslim,” kata Yuliati.
Sementara penjual takjil di Jalan Hayam Wuruk, Kecamatan Denpasar Timur, Denpasar, Abdul Hanan bisa meraup pemasukan dari jualan takjil sebesar Rp 800.000 sehari. “Ini jual hasil buatan sendiri, harganya rata-rata Rp 5.000 per cup,” ucap Hanan.
Menurutnya, menjual takjil di bulan puasa lebih menguntungkan daripada menjual nasi kuning setiap hari. Namun, menurutnya itu hanya terjadi di bulan puasa saja sedangkan di hari biasa jarang ada yang minat membeli takjil.
“Memang sebelum bulan puasa tidak ada yang minat beli (takjil), beda kalau bulan puasa itu dari yang non Muslim juga banyak yang ikut beli. Mungkin juga karena sekarang lagi panas cuacanya makanya takjilnya laku,” kata Hanan.
Seorang penjual takjil di Jalan Nusakambangan, Dauh Puri, Kecamatan Denpasar Barat, Kolifah mengungkapkan satu hari bisa dapat Rp 200.000, itu pun jualannya hanya es blewah dan kolak. “Harganya Rp 5.000 per cup. Itu pun hanya begitu saja jualannya. Karena kalau jual terlalu banyak susah juga atur tenaganya apalagi sudah tua begini,” tutur Kolifah. 7 cr80