ARTICLE AD BOX
TABANAN, NusaBali
Sebuah tempat pemakaman dan kremasi hewan, Bali Pet Burial Crematorium (BPBC) di Banjar Bunutin, Desa Payangan, Kecamatan Marga, Tabanan menjadi pelipur lara bagi para pecinta hewan yang kehilangan hewan kesayangannya. Tempat ini dikelola oleh I Made Darsana,45, yang awalnya hanya menyewakan kompor mayat, namun kini fokus melayani kremasi dan pemakaman hewan dengan sentuhan spiritual dan penuh kasih.
Berawal dari permintaan seorang teman untuk membantu membakar jenazah anjing peliharaan karena tidak memiliki lahan untuk mengubur, Darsana akhirnya tergerak membuka layanan kremasi hewan. "Dari awalnya menggunakan gentong, kini saya membangun tempat khusus dengan bahan bata dilengkapi pelaksanaan upacara (pembakaran secara adat)," ujar Darsana, Sabtu (24/5). Dia menyebutkan, secara resmi tempat ini dibuka pada tahun 2022 saat masa pandemi. Saat itu dia memang kehilangan pekerjaan karena pandemi kemudian akhirnya banting stir membuat jasa kremasi untuk hewan.
“Kami melayani dengan tulus. Tidak mematok harga, berapa pun donasi kami terima. Yang penting adalah kepedulian terhadap hewan yang sudah seperti keluarga sendiri,” ujar mantan driver (sopir) pariwisata ini. Layanan yang disediakan ini mencakup penjemputan hewan dari seluruh Bali, mulai dari anjing, kucing, kura-kura, ular, iguana, ayam, bahkan kuda. Prosesi untuk layanan yang diberikan cukup lengkap.
Mulai dari jenazah hewan itu dimandikan, dilap, dikafani, diberikan bunga, didoakan, lalu dikremasi atau dikubur sesuai permintaan pemilik. Setelah kremasi, abunya bisa dihanyutkan ke sungai Yeh Panan dengan upakara pejati (sesajen). Tak jarang, suasana menjadi haru karena pemilik hewan kerap menangis saat menyaksikan prosesi. “Ada juga bule yang meminta dikirimi video kremasi karena ingin tetap merasa dekat dengan peliharaannya meski dari jauh,” tambahnya. Dalam usahanya ini Darsana dibantu oleh anggota keluarganya, total delapan orang yang juga terlibat dalam operasional.

Suasana kremasi salah satu hewan peliharaan. –DESAK
Dia mengantongi izin resmi dari desa dan pemerintah, termasuk izin usaha pemakaman hewan. "Prosesi upacara biasanya berlangsung selama satu jam, tergantung ukuran hewan, dan lokasi seluas 5 are tersebut juga menyediakan batu nisan untuk mengenang hewan yang telah pergi," beber ayah dua anak ini. Darsana menambahkan dia juga menerima kremasi bila adanya anjing rabies. Namun prosedurnya dilakukan dengan pengamanan ketat. Plastik pembungkus tidak boleh dibuka langsung dilakukan pembakaran.
Layanan ini pun menjadi rujukan banyak pecinta hewan, mulai dari warga lokal hingga turis asing. Permintaan tertinggi berasal dari anjing peliharaan yang meninggal karena usia tua, sakit, atau kecelakaan. “Bagi kami, hewan bukan sekadar peliharaan. Mereka adalah makhluk hidup yang layak mendapatkan perpisahan yang layak dan penuh hormat,” tandas Darsana. Sementara terkait dengan penyediaan tempat batu nisan itu Darsana sendiri membatasi. Bila pemilik lama tidak mengunjungi atau sekitar lebih 2 tahun, maka satwa tersebut akan digali kemudian dibakar dan dihanyutkan ke Sungai Yeh Panan. "Jadi prosesnya gitu, kalau masih rajin dikunjungi kita tidak bakar," tambahnya.
Pantauan NusaBali, Sabtu pagi lalu ada sekitar dua keluarga yang menggunakan jasa kremasi itu. Ada yang mengkremasi kucing dan anjing. Karena sudah banyak dikenal, dalam sehari Darsana bisa melakukan kremasi sekitar 10 hewan. Bahkan pada awal buka sampai 24 hewan yang dia kremasi. 7 des