Buruh Terancam Masuk Kategori PPKS

2 days ago 1
ARTICLE AD BOX
GIANYAR, NusaBali
Karang Taruna Kabupaten Gianyar mengungkap buruh di ‘Gumi Seni’ (julukan Kabupaten Gianyar,red) rentan masuk dalam kategori Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS). Hal itu diungkapkan Ketua Karang Taruna Gianyar, I Komang Adi Sudarta dalam momentum Peringatan Hari Buruh Internasional, di Gianyar, Kamis (1/5) kemarin. 

Pria yang akrab disapa Mang Adi ini menegaskan, buruh di Gianyar, terutama di sektor informal dan jasa berada dalam situasi rentan serta berisiko tinggi masuk ke dalam kategori PPKS, lantaran masih menggantungkan hidup dari kerja harian.

“Di Gianyar, banyak buruh yang menggantungkan hidup dari kerja harian, kontrak pendek, dan sistem outsourcing. Saat low season atau ketika usaha tempat mereka bekerja menurun, mereka langsung kehilangan penghasilan. Jika ini terus dibiarkan, mereka sangat mungkin tergelincir ke dalam kategori PPKS, seperti fakir miskin, orang terlantar, atau rawan sosial ekonomi,” ujar Mang Adi.

Mang Adi menyebutkan bahwa sektor yang paling terdampak adalah pariwisata, UMKM, serta bidang lain yang kini juga menerapkan sistem outsourcing secara luas, seperti perbankan, perusahaan telekomunikasi, hingga instansi layanan publik. “Jangan salah, outsourcing bukan hanya milik sektor wisata. 

Banyak perusahaan besar yang menggunakan skema ini untuk staf keamanan, kebersihan, dan admin. Buruh bekerja penuh waktu, tapi tetap tidak punya jaminan sosial dan status kerja yang jelas. Di saat terjadi krisis, mereka yang pertama dilepas,” ujar Mang Adi.

Mang Adi juga menyoroti sistem rekrutmen dengan skema training atau masa percobaan yang kian marak. “Ada pola di mana pekerja baru diuji coba selama beberapa bulan, tapi tanpa kejelasan kontrak. Setelah masa itu, mereka diberhentikan tiba-tiba karena alasan tidak cocok. Pola ini merugikan dan membuat posisi pekerja makin lemah,” kata Mang Adi.

Menurutnya, kondisi ini mencerminkan bahwa banyak buruh lokal sebenarnya berada dalam garis tipis antara ketenagakerjaan dan kerentanan sosial. “Kalau hari ini mereka masih bekerja tapi tanpa perlindungan, maka begitu kehilangan pekerjaan, mereka bisa langsung jatuh miskin, terlantar, atau tergantung pada bantuan sosial,” tegasnya.

Mang Adi mendorong agar Pemkab Gianyar bersama stakeholder ketenagakerjaan menindaklanjuti persoalan ini dengan pendekatan jangka panjang. “Kita butuh pelatihan kerja yang lebih inklusif, penguatan UMKM digital, dan pengawasan ketat terhadap praktik outsourcing yang menyimpang,” ujarnya.

Ia juga menyebutkan bahwa Karang Taruna siap menjadi mitra aktif untuk menjembatani komunikasi antara buruh muda, pemerintah, dan dunia usaha. “Kalau buruh dibiarkan dalam ketidakpastian, maka kita sedang menciptakan lingkaran kemiskinan baru. Hari Buruh ini harus menjadi titik balik untuk perubahan yang konkret,” tegasnya.nvi
Read Entire Article