1 day ago
2
ARTICLE AD BOX
Founder Fly Bali, Harriko Fesfusi, mengungkapkan bahwa kepemilikan AOC memberikan fleksibilitas lebih dalam operasional perusahaan. Sebelumnya, Fly Bali masih berada di bawah naungan AOC pihak lain, tetapi kini sudah dinyatakan layak dan sesuai dengan peraturan keselamatan penerbangan nasional.
“Sertifikasi ini memungkinkan kami menjalankan operasional sendiri tanpa harus bergantung pada operator lain. Salah satu manfaatnya, dalam kondisi darurat seperti kebakaran, kami bisa langsung bergerak tanpa harus menunggu helikopter dari luar daerah,” ujar Harriko, Sabtu (8/3/2025).
Ia mencontohkan insiden kebakaran di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Denpasar pada 2024. Saat itu, upaya pemadaman udara harus dilakukan menggunakan helikopter yang didatangkan dari Jakarta karena tidak ada operator lokal dengan kemampuan water bombing. Dengan sertifikasi ini, Fly Bali kini siap menangani misi serupa di masa mendatang, terutama dengan potensi peningkatan intensitas kemarau tahun ini.
Kepemilikan AOC juga meningkatkan standar operasional Fly Bali. Perusahaan harus memenuhi persyaratan struktural dan teknis yang ketat, termasuk memiliki organisasi yang lengkap serta tenaga profesional berpengalaman. Fly Bali saat ini mengoperasikan tiga pangkalan di Ungasan, Denpasar, dan Ubud untuk mendukung berbagai layanan penerbangan.
Dengan perolehan AOC ini, Fly Bali menjadi operator ke-81 di Indonesia yang mengantongi sertifikasi serupa. Hal ini menunjukkan bahwa industri penerbangan helikopter di Tanah Air masih tergolong bisnis dengan regulasi ketat.
Ke depan, Fly Bali berencana memperluas layanannya, salah satunya dengan membuka program skydiving. Harriko menyebut bahwa regulasi skydiving di Indonesia belum tersedia secara spesifik, tetapi dengan kepemilikan AOC, Fly Bali siap merintis aturan yang memungkinkan layanan tersebut dapat direalisasikan.
“Dulu kami ingin mengembangkan skydiving, tetapi belum bisa karena belum memiliki AOC. Sekarang, dengan sertifikasi ini, kami punya kesempatan untuk merealisasikannya,” ungkapnya.
Dengan langkah ini, Fly Bali semakin memperkuat posisinya sebagai operator helikopter yang tak hanya melayani penerbangan wisata, tetapi juga siap mendukung misi kemanusiaan dan pengembangan industri penerbangan di Bali dan sekitarnya. *ris
“Sertifikasi ini memungkinkan kami menjalankan operasional sendiri tanpa harus bergantung pada operator lain. Salah satu manfaatnya, dalam kondisi darurat seperti kebakaran, kami bisa langsung bergerak tanpa harus menunggu helikopter dari luar daerah,” ujar Harriko, Sabtu (8/3/2025).
Ia mencontohkan insiden kebakaran di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Denpasar pada 2024. Saat itu, upaya pemadaman udara harus dilakukan menggunakan helikopter yang didatangkan dari Jakarta karena tidak ada operator lokal dengan kemampuan water bombing. Dengan sertifikasi ini, Fly Bali kini siap menangani misi serupa di masa mendatang, terutama dengan potensi peningkatan intensitas kemarau tahun ini.
Kepemilikan AOC juga meningkatkan standar operasional Fly Bali. Perusahaan harus memenuhi persyaratan struktural dan teknis yang ketat, termasuk memiliki organisasi yang lengkap serta tenaga profesional berpengalaman. Fly Bali saat ini mengoperasikan tiga pangkalan di Ungasan, Denpasar, dan Ubud untuk mendukung berbagai layanan penerbangan.
Dengan perolehan AOC ini, Fly Bali menjadi operator ke-81 di Indonesia yang mengantongi sertifikasi serupa. Hal ini menunjukkan bahwa industri penerbangan helikopter di Tanah Air masih tergolong bisnis dengan regulasi ketat.
Ke depan, Fly Bali berencana memperluas layanannya, salah satunya dengan membuka program skydiving. Harriko menyebut bahwa regulasi skydiving di Indonesia belum tersedia secara spesifik, tetapi dengan kepemilikan AOC, Fly Bali siap merintis aturan yang memungkinkan layanan tersebut dapat direalisasikan.
“Dulu kami ingin mengembangkan skydiving, tetapi belum bisa karena belum memiliki AOC. Sekarang, dengan sertifikasi ini, kami punya kesempatan untuk merealisasikannya,” ungkapnya.
Dengan langkah ini, Fly Bali semakin memperkuat posisinya sebagai operator helikopter yang tak hanya melayani penerbangan wisata, tetapi juga siap mendukung misi kemanusiaan dan pengembangan industri penerbangan di Bali dan sekitarnya. *ris
English (US) 