Perjuangan Prajurit TNI AD Bantu Penuhi Kebutuhan Air Warga Desa Depeha

6 days ago 7
ARTICLE AD BOX
Sarung yang terlilit di badan mulai mengendur tak mampu menghalang udara pagi pegunungan yang dingin. Memaksa otak untuk segera membangunkan raga. Meski badan masih terasa pegal, mata pun masih berat, namun mereka harus berpacu sebelum peluit komandan mendenging di telinga.

Senin (26/5), adalah hari ke-20 belasan prajurit TNI AD Buleleng menginap di Desa Depeha, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng. Mereka beristirahat di sebuah gudang pengepakan mangga milik warga setempat, yang bersebelahan dengan proyek reservoir. Kebetulan belum musim mangga, jadi mereka masih bisa menggunakannya sebagai barak darurat.

Sebanyak 17 anggota ini mendapat misi khusus, yang lebih penting dari tugas apapun. Yakni membuat reservoir untuk pemenuhan air bersih sebagian warga di Desa Depeha. Desa penghasil mangga ini menjadi prioritas dan ditetapkan sebagai lokus pelaksanaan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-124 di Kabupaten Buleleng.

Personel berseragam loreng yang mendapat sprint khusus dari pimpinan, harus rela menahan rindu kepada anak dan istrinya. Sebab mereka tidak boleh pulang ke rumah selama misi belum tuntas. Sejak 7 Mei 2025 lalu, personel TNI AD ini memulai misinya membuat reservoir berukuran panjang 7 meter, lebar 6 meter dan tinggi 2,5 meter. Reservoir ini menjadi program mendesak desa, karena masih ada warga yang belum teraliri air bersih. Air dari reservoir ini akan dinikmati oleh 60 KK warga Banjar Dinas Seganti.

Belasan prajurit TNI AD ini adalah pasukan gabungan dari Batalyon Zeni Tempur 18/Yudha Karya Raksaka Buleleng, Kodim 1609/Buleleng dan juga Yonif Raider 900/Satya Bhakti Wirotama Buleleng. Sebagai tantara, mereka dituntut untuk selalu siap dan serba bisa. Termasuk menjadi tukang bangunan dadakan. Semua ilmu dipelajari secara otodidak. Mereka hanya diarahkan dua orang tukang bangunan setempat, yang sudah menguasai teknik dan cara membangun reservoir.

Otot lengan, bahu dan kaki dimanfaatkan maksimal, untuk mengaduk adonan beton, hingga membengkokkan besi yang akan digunakan sebagai rangka reservoir. Setiap tahapan pekerjaan dilakukan bergotong royong. Kadang mereka juga dibantu warga desa. Saat ini, reservoir yang dibangun sudah memasuki progress 74 persen. Setelah rampung nanti reservoir ini mampu menampung 105 meter kubik atau 105.000 liter air bersih.

Komandan regu, Peltu I Ketut Polistra mengatakan, sejauh ini pengerjaan reservoir berjalan lancar. Dia pun optimis, reservoir ini dapat diselesaikan tepat waktu, saat penutupan TMMD 4 Juni mendatang.

“Memang kendala kami sejauh ini hanya cuaca, karena di sini sering turun hujan. Tetapi untuk mengejar target pengerjaan, saat cuaca bagus kadang kami lembur sampai pukul 10 malam, agar pekerjaan ini bisa selesai tepat waktu,” kata personel Kodim 1609/Buleleng ini.

Perbekel Desa Depeha, I Gede Srinyarnya merasa haru dan bersyukur, desanya terpilih sebagai lokus TMMD tahun ini. Banyak manfaat yang didapatkan dari program TMMD ini. Diantaranya, sejumlah proyek fisik yang belum bisa jalan, karena masih mengantri anggaran pemerintah daerah maupun pusat.

Desa Depeha yang berada pada ketinggian 5.025 Meter Dari Permukaan Laut (MDPL) memiliki topografi wilayah berbukit. Kondisi ini menjadi salah satu kelemahan diantara deretan keunggulan desa. Terutama untuk pemenuhan fasilitas jalan umum seperti akses yang terjal, tanjakan yang turunan tajam. Termasuk pembangunan jaringan air bersih untuk warga.

Srinyarnya menyebut, Desa Depeha dengan 6 banjar dinas, sudah sempat mendapatkan dua kali Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) dari pemerintah pusat. Bantuan kedua diterima tahun 2023 lalu. Namun bantuan itu belum mampu menjangkau seluruh wilayah desa. Cakupan layanan PAM yang kini dikelola desa baru di angka 55 persen.

Masyarakat yang belum teraliri air bersih di rumahnya, ada yang membentuk kelompok dan membangun jaringan sendiri dari sumber mata air terdekat. Konsekuensinya biaya mahal. Ada pula yang nyantol pipa di tetangga, hingga memanfaatkan air tadah hujan. Dengan dibangunnya reservoir baru ini akan menambah jumlah cakupan menjadi 65 persen.

“Setelah reservoir ini selesai kami akan punya 6 reservoir untuk pemenuhan kebutuhan air warga. Meski belum tuntas 100 persen, tetapi program TMMD ini sangat membantu kami memenuhi kebutuhan dasar warga, terutama yang bermukim di hilir desa salah satunya di Banjar Seganti,” terang Srinyarnya.

Ide pembangunan reservoir ini pun terbersit di benaknya beberapa tahun belakangan. Dia yang meniti karir dari Kelian Dusun (Kadus), mengetahui pasti seluk beluk desa dan segala persoalannya. Di tengah masalah pemenuhan air bersih 1.600 KK, ada potensi yang belum tergarap maksimal.

Debit air dari sumber mata air sering kali terbuang sia-sia. Terutama saat malam hari dan musim penghujan. Sedangkan pada musim kemarau warga kesulitan air. Srinyarnya memandang perlu ada lebih banyak bak penampungan air, untuk memastikan pasokan air bersih di desanya aman.  

Di awal rencana TMMD, dia pun sempat mengajukan pembangunan jaringan air menggunakan hydrant. Pola ini diusulkan karena di wilayah Depeha banyak sumber mata air. Hanya saja posisinya di dasar sungai. Posisi sumber air ini memerlukan teknologi khusus untuk memompanya naik dan mengalir ke pipa jaringan. Namun pola ini belum bisa dilaksanakan, karena pertimbangan waktu pengerjaan dan juga biaya yang diperlukan tergolong mahal.

“Saat kunjungan Aster Kasad kemarin, kami sempat sampaikan untuk dibantu sumur bor, untuk menangani sisa 35 persen warga kami yang belum tercover air bersih. Mudah-mudahan kedepannya bisa dibantu,” terang Srinyarnya.

Komandan Satgas TMMD ke-124, Letkol Kav Angga Nurdyana terpisah menjelaskan, Desa Depeha, dipilih sebagai lokus berdasarkan usulan desa, yang menginginkan akses jalan layak. Selain juga sejumlah kebutuhan dasar masyarakat yang masih belum terpenuhi.

Program TMMD merealisasikan sejumlah pembangunan fisik. Mulai dari betonisasi jalan usaha tani sepanjang 1.255 meter, yang akan menghubungkan Desa Depeha dengan Desa Bukti, Kecamatan Kubutambahan. Pembangunan senderan jalan di 4 titik dengan total Panjang 427 meter, gorong-gorong sepanjang 6 meter, drainase sepanjang 501 meter. Ada juga pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) warga miskin, pembangunan toilet, reservoir, pompa air dan peremajaan pohon mangga. 

Seluruh anggaran bersumber dari APBD Buleleng sebesar Rp 2 miliar lebih. TNI AD membantu proses pengerjaan, sehingga dapat mengefisiensikan anggaran dengan volume pekerjaan yang lebih banyak.

Khusus program penyediaan air bersih pembangunan reservoir juga dilengkapi dengan sambungan pipanisasi sepanjang 2 kilometer. Menurutnya, pembangunan ini tidak hanya menjawab kebutuhan mendesak warga, tetapi juga mendukung program penyediaan air bersih desa yang berkelanjutan.

“Kami ingin memastikan bahwa kehadiran TMMD membawa manfaat nyata. Air adalah kebutuhan dasar dan kami ingin masyarakat desa merasakannya secara langsung. Ini sebagai wujud pemerataan pembangunan dan juga ketahanan nasional,” tegas Letkol Kav Angga.7 k23
Read Entire Article