PR Besar Bali, Mengurangi Kesenjangan di Luar Sarbagita

4 days ago 4
ARTICLE AD BOX
PR besar ini diakui Gubernur Bali Wayan Koster saat menyampaikan Pidato Sambutan Perdana Gubernur Bali Periode 2025-2030 pada Rapat Paripurna Ke-9 DPRD Provinsi Bali di Niti Mandala, Denpasar, Selasa (4/3/2025).

Hingga tahun 2024, kesenjangan pembangunan di luar kawasan Sarbagita masih menganga. Ketimpangan yang terekam dalam statistik dan data menunjukkan perbedaan mendalam antara kawasan pariwisata dan kawasan penyangga pariwisata ini.

Koster mengungkap bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) wilayah Sarbagita jauh melampaui wilayah luar Sarbagita seperti Bangli, Buleleng, Jembrana, Karangasem, dan Klungkung. Secara keseluruhan, sembilan wilayah Bali menghasil PAD Rp 11 triliun. Namun, 86 persen atau Rp 9,5 triliunnya berasal dari Sarbagita.

Fenomena ini di saat bersamaan tidak mengherankan jika melihat sebaran akomodasi pariwisata dan restoran di Bali yang menghasilkan PAD signifikan dari pajak hotel dan restoran (PHR). “Sarbagita punya 2.750 hotel atau sekitar 71 persen dan 3.136 restoran atau sekitar 69 persen,” jelas Koster.

Sedangkan, di luar Sarbagita, sebaran akomodasi pariwisata hanya 29 persennya atau 1.145 hotel. Dan, jumlah restoran di luar Sarbagita juga sekitar setengah dari Sarbagita yakni 1.375 atau 31 persen dari total restoran di Bali.

Gula pariwisata di Sarbagita lantas menyebabkan sebaran penduduk mendekat ke wilayah selatan. Luas kawasan Sarbagita yang 1.738 km2 atau 31 persen luas Bali menampung 2,3 juta jiwa. Sedangkan, luar Sarbagita dengan luas 3.852 km2 atau 69 persen luas Bali dihuni 2,1 juta jiwa. Lebih dari setengah penduduk Bali tinggal di Sarbagita.

“Bisa dibayangkan Sarbagita dengan luas yang lebih sedikit, jumlah penduduk banyak, tapi ekonominya itu tumbuh pesat. Gap-nya besar sekali antara luar Sarbagita dengan Sarbagita. Akibatnya PDB Sarbagita itu Rp 185 triliun, sedangkan di luar Sarbagita itu Rp 90 triliun,” beber Koster.

Kesenjangan pembangunan ini berdampak pada laju pertumbuhan ekonomi antara dua kawasan mengalami ketimpangan. Pertumbuhan ekonomi kawasan Sarbagita mencapai 6,40 persen. Angka ini hampir dua kali lipat pertumbuhan ekonomi luar Sarbagita yakni 3,72 persen.

Gubernur kelahiran Desa Sembiran, Tejakula, Buleleng ini mengatakan bahwa pariwisata berkontribusi sebesar 66 persen terhadap pertumbuhan ekonomi Bali. Koster tidak menafikan bahwa hal ini menunjukkan betapa mendominasinya pariwisata terhadap struktur perekonomian Pulau Dewata.

“Oleh karena itu, ke depan harus dilakukan transformasi untuk menata struktur dan fundamental perekonomian Bali agar menjadi lebih seimbang antara sektor pariwisata dengan sektor bukan pariwisata,” tegas Koster.
Read Entire Article