ARTICLE AD BOX
Wakil Walikota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa, Rabu (7/5), mengemukakan program pembiayaan satu keluarga satu sarjana ini untuk tahap awal akan menyasar keluarga miskin. Nantinya program ini akan disinergikan dengan program serupa dari Pemprov Bali.
Dikatakannya, nantinya Pemkot Denpasar akan berkomunikasi dengan perguruan tinggi negeri maupun swasta untuk diajak bekerja sama agar program ini berjalan maksimal. “Ini kami lakukan bertahap, dimulai dari KK miskin. Mudah-mudahan 2026 sudah bisa jalan,” ujar Wawali Arya Wibawa.
Kata dia, pendekatan ini dilakukan untuk mensinkronkan jurusan yang diinginkan masing-masing calon mahasiswa. Sehingga, penjajakan akan dilakukan lebih dulu sebelum menentukan kampus pilihan untuk diajak bekerja sama. “Bisa saja tidak mau di jurusan A, yang bersangkutan maunya di jurusan B, makanya ini maksimalkan perguruan tinggi mana yang akan kami ajak kerja sama. Kami jajaki dulu perguruan tinggi yang bisa diajak kerja sama,” paparnya.
Terkait dengan anggaran untuk program ini, Wawali Arya Wibawa mengatakan masih melakukan perhitungan. Karena dengan program ini, pihaknya berharap bisa membuat warga yang masih tergolong miskin bisa keluar dari kemiskinan. “Nanti programnya akan kami kembangkan, selain KK miskin juga menyasar warga yang rentan miskin,” imbuh politisi asal Kelurahan Pedungan, Denpasar Selatan, ini.
Untuk diketahui, secara agregat, jumlah penduduk miskin di Kota Denpasar sebanyak 27.270 jiwa atau 2,59 persen, menurun dari 2,68 persen pada 2023. Dalam upaya menekan angka kemiskinan, Pemerintah Kota Denpasar telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 59.858.717.900 pada tahun 2025.
Anggaran tersebut diarahkan untuk berbagai sektor, antara lain sektor pendidikan dengan alokasi Rp 2.380.899.000 untuk pemberian beasiswa. “Ada sektor kesehatan sebesar Rp 40.259.721.600 untuk jaminan kesehatan,” katanya.
Lalu sektor peningkatan keterampilan sebesar Rp 412.586.500 untuk pelatihan dan sertifikasi. Sektor sosial sebesar Rp 504.074.000 untuk bantuan permakanan, sandang, dan pendataan. Sektor infrastruktur sebesar Rp 2.056.800.000 untuk perbaikan rumah tidak layak huni dan sanitasi jamban, serta sektor pemberian bibit ternak dan tumbuhan sebesar Rp 183.300.000.
Wawali Arya Wibawa menambahkan bahwa beasiswa pendidikan menjadi bagian penting dari upaya Pemkot Denpasar untuk memastikan bahwa anak-anak dari keluarga miskin memiliki kesempatan yang sama dalam mengakses pendidikan tinggi.
“Kami percaya bahwa investasi di bidang pendidikan, khususnya melalui program 1 KK miskin 1 sarjana, akan membuka peluang yang lebih luas bagi keluarga kurang mampu untuk memperbaiki kondisi ekonominya,” tandasnya. 7 mis