Proses Pemusnahan Amunisi Kedaluwarsa Berubah Jadi Tragedi Maut

4 hours ago 1
ARTICLE AD BOX
Ledakan terjadi sekitar pukul 09.30 WIB di kawasan pantai yang rutin digunakan sebagai lokasi penghancuran amunisi oleh TNI AD. Menurut Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana, kegiatan pemusnahan dilakukan oleh jajaran Gudang Pusat Amunisi III, Pusat Peralatan TNI AD (Gupusmu III Puspalad), dengan prosedur standar.

“Pada awal kegiatan, telah dilakukan pengecekan terhadap personel maupun lokasi peledakan, dan semuanya dinyatakan dalam keadaan aman,” jelas Wahyu dalam keterangannya di Jakarta.

Wahyu menjelaskan, pada tahap awal, dua lubang sumur dibuat untuk memusnahkan amunisi tidak layak pakai. Proses peledakan berlangsung aman. Namun, saat personel hendak memusnahkan detonator yang sebelumnya dipakai, ledakan mendadak terjadi.

“Saat tim menyusun detonator di dalam lubang, secara tiba-tiba terjadi ledakan dari dalam,” ujar Wahyu.

Ledakan tersebut langsung menewaskan 13 orang. Empat korban adalah anggota TNI, sementara sembilan lainnya merupakan warga sipil yang diduga ikut terlibat dalam aktivitas teknis di lapangan. Seluruh korban telah dievakuasi ke RSUD Pameungpeuk untuk keperluan autopsi dan pemulasaraan jenazah.

Kepala Pusat Penerangan TNI (Kapuspen TNI) Mayjen TNI Kristomei Sianturi menegaskan bahwa TNI akan menyelidiki insiden ini secara serius.
“Ke depan, kami akan detilkan apa penyebab di balik ledakan tersebut. Saat ini kami juga terus mengamankan dan mensterilkan lokasi karena dikhawatirkan masih ada sisa ledakan lainnya,” ujar Kristomei.

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak juga mengkonfirmasi adanya insiden dan mengatakan bahwa penyelidikan masih berlangsung untuk mengetahui akar penyebab ledakan.

Lokasi Jauh dari Permukiman

Camat Cibalong, Dianavia Faizal, mengatakan lokasi ledakan merupakan kawasan steril yang sering dipakai TNI untuk pemusnahan amunisi.
“Lokasi ini jauh dari permukiman, sekitar 8 kilometer dari kantor kecamatan. Pihak TNI juga selalu memberi informasi kepada kami untuk diteruskan ke warga sebelum kegiatan dilakukan,” kata Dianavia.

Menurutnya, masyarakat sekitar sudah terbiasa dengan suara ledakan karena kegiatan serupa memang rutin dilakukan di kawasan tersebut.

Sementara itu Anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin, menyampaikan duka cita dan mendesak agar TNI mengevaluasi prosedur pemusnahan amunisi agar kejadian serupa tak terulang.
“Prosedur pemusnahan amunisi harus disempurnakan, terutama terkait amunisi kedaluwarsa yang secara teknis sudah tidak stabil,” kata purnawirawan jenderal TNI bintang dua ini.

Hasanuddin menilai secara lokasi peledakan sudah sesuai ketentuan karena dilakukan di kawasan pantai. Namun, ia mengingatkan agar wilayah tersebut benar-benar dibatasi agar tidak dapat diakses oleh warga sipil.

Berikut adalah nama-nama korban yang dilaporkan meninggal dunia dalam insiden ledakan di Garut:
  • 1. Kolonel Cpl Antonius Hermawan
  • 2. Mayor Cpl Anda Rohanda
  • 3. Kopda Eri Dwi Priambodo
  • 4. Pratu Aprio Setiawan
  • 5. Agus bin Kasmin
  • 6. Ipan bin Obur
  • 7. Iyus Ibing bin Inon
  • 8. Anwar bin Inon
  • 9. Iyus Rizal bin Saepuloh
  • 10. Toto
  • 11. Dadang
  • 12. Rustiawan
  • 13. Endang

TNI menyatakan akan terus melakukan investigasi menyeluruh, termasuk memeriksa saksi dan meninjau lokasi kejadian. Informasi lanjutan terkait hasil penyelidikan akan diumumkan setelah proses investigasi rampung. *ant

Read Entire Article