ARTICLE AD BOX
Di hari Paskah, tablo jalan salib merupakan sebuah drama pengiring ibadah yang menggambarkan kisah sengsara Yesus mulai dari hukuman mati yang dijatuhkan Pontius Pilatus, kisah perjalanan ke Golgota yang penuh kesengsaraan hingga wafat di kayu salib.
Tablo jalan salib memang memberikan kesan mendalam bagi umat Katolik, taatkala setiap adegan kekerasan yang ditampilkan pada sosok Yesus kerap menyayat hati bagi yang menyaksikan. Salah satu umat, Marsela Leltakaeb, mengungkapkan drama yang ditampilkan sangat menyedihkan terlebih banyaknya adegan kekerasaan yang menggambarkan penebusan Yesus demi membebaskan manusia dari dosa.
“Kisah Yesus dari hukuman mati hingga proses penyaliban serta banyaknya adegan penderitaan akibat siksaan dari algojo saat ditampilkan sangat menyentuh sekali. Untuk itu pesannya bagi kita manusia mulailah bertobat dengan menjauhi kesalahan dan dosa serta penuhi hidup dengan berbuat baik,” tuturnya saat ditemui setelah tablo jalan salib usai, Jumat (18/4).
Umat lain pun merasakan hal yang sama, Maria Fatima, mengungkapkan drama yang ditampilkan anak-anak seminari ini memberikan kesan mendalam terlebih mempunyai kaitan dengan realita kehidupan saat ini. “Pesannya itu bahwa pengorbanan Yesus kepada kita umat manusia begitu besar dan Bunda Maria sangat lembut mendampingi anaknya Yesus. Makanya sebagai seorang ibu saya juga ingin seperti Maria dalam membimbing anak saya disaat kehidupan zaman sekarang yang penuh tantangan,” ucapnya sembari mengusap air matanya.
Sementara itu, Penanggungjawab Kegiatan, Frater Bernadinus Benizi Aquino, menjelaskan pada tablo kali ini judul yang diangkat ‘Salib Kristus adalah keselamatan kita atau dalam bahasa Latin Christi Crux Nostra Salus Est’ sebuah ungkapan pentingnya salib sebagai simbol keselamatan dan penebusan dosa. “Jadi dalam tablo ini menampilkan adegan perjalanan Yesus sebelum dia diserahkan kepada Pilatus untuk dihukum mati sampai pada disalibkan. Sedangkan konsepnya memang sudah sama seperti tablo sebelumnya. Hanya diperankan oleh anak yang berbeda,” katanya saat ditemui terpisah.
Dia juga mengharapkan, agar pelaksanaan tablo untuk ke depannya suasananya lebih khusyuk sehingga makna dari tablo jalan salib bisa tersampaikan bagi umat yang menyaksikan. “Mungkin untuk tablo berikutnya akan dibatasi aktifitas merekam karena terlihat masih ada yang tidak menghayati makna yang disampaikan dalam tablo jalan salib. Supaya suasana selama tablo juga bisa terjaga,” tutup Frater Bernad. 7 cr80