Telkom Targetkan 70 Persen UMKM Binaan Bersaing di Kancah Internasional

18 hours ago 2
ARTICLE AD BOX
“Secara keseluruhan, Telkom telah membina 84.291 UMKM di seluruh Indonesia, dengan 18.102 di antaranya berhasil naik kelas hingga 2024,” kata Ahmad Reza, SVP Group Sustainability and Corporate Communication Telkom, Sabtu (10/5/2025), saat ditemui di Denpasar.

Menurut Reza, dari total lebih dari 60 juta UMKM di Indonesia (data Kementerian Koperasi dan Kadin), sekitar 36 persen masih belum terhubung secara digital. Keterbatasan ini membuat UMKM non-digital sulit menjangkau pasar di luar lokal. 

“Kemampuan pemasaran UMKM konvensional terbatas. Karena itu, Telkom hadir untuk menjembatani kesenjangan ini dengan memastikan 68,5 persen wilayah Indonesia, termasuk daerah terpencil, telah tercakup internet,” ujarnya.

Telkom tidak hanya menyediakan infrastruktur jaringan, tetapi juga menjalankan program pembinaan komprehensif. Program ini mencakup pelatihan kecerdasan buatan (AI) untuk optimalisasi desain dan pemasaran, fasilitasi perizinan seperti Nomor Induk Berusaha (NIB), serta sertifikasi halal dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). 

Hingga kini, Telkom telah membantu lebih dari 2.437 UMKM mendapatkan sertifikasi halal dan lebih dari 1.000 UMKM memperoleh izin usaha resmi. Selain itu, Telkom memperkenalkan platform digital seperti KasirAja, IndibizPay, dan PaDiUMKM untuk mendukung operasional dan pemasaran UMKM.

“Bali adalah etalase UMKM Indonesia yang memiliki daya tarik internasional. Produk UMKM Bali harus mengangkat nilai budaya dan filosofi lokal, didukung dengan branding yang kuat dan strategi pemasaran berbasis AI. Ini bukan hanya soal membuat produk, tapi juga menciptakan cerita yang menarik bagi pasar global,” ungkap Reza.

Data dari Kementerian Koperasi dan UMKM (2023) menunjukkan bahwa UMKM menyumbang 99 persen dari total unit usaha di Indonesia, dengan target 30 juta UMKM go digital. Pada 2021, sekitar 19 juta UMKM telah memanfaatkan platform digital, dan jumlah ini diperkirakan mencapai 24,9 juta pada 2024. Laporan We Are Social (2022-2023) juga mencatat nilai belanja online di Indonesia mencapai Rp851 triliun, dengan 59,3 persen pengguna internet berbelanja secara daring setiap pekan.

Reza menekankan bahwa UMKM merupakan bantalan ekonomi nasional, terutama saat kondisi ekonomi melemah. Namun, tantangan utama adalah rendahnya pemahaman pelaku UMKM terhadap digitalisasi dan pemasaran. “Banyak UMKM fokus pada produk, padahal pemasaran, branding, dan cerita di balik produk sama pentingnya. Kami ingin UMKM tidak hanya go modern, tapi juga go global,” katanya.

Ke depan, Telkom menargetkan 70 persen UMKM binaannya mampu bersaing di pasar internasional. Melalui program seperti Go Modern, Go Digital, dan Go Global, Telkom berupaya meningkatkan daya saing UMKM dengan produk berkualitas, strategi pemasaran yang tepat, dan akses pasar yang lebih luas. “Bali punya potensi besar untuk menjadi wajah UMKM Indonesia di kancah global. Dengan digitalisasi, kita bisa angkat nama Bali dan Indonesia,” tutup Reza.

Read Entire Article